Ulama Penjaga Kemilau Islam
Oleh:
Ummu Haqqi (Peserta Parade Parenting QuraniKids School 2021, dari Palembang)
Peradaban Islam itu ibarat suatu bangunan yang kokoh, di mana penghuninya aman dan nyaman berada di dalamnya.
Setidaknya ada beberapa tools yang harus dilengkapi dalam sebuah bangunan agar tak mudah roboh ketika badai datang menghantam. Di antaranya:
- Memiliki agama sebagai pondasi yang kuat. Sehingga, penghuninya dapat dengan mudah melaksanakan syariat Islam.
- Memiliki jiwa yang sehat sebagai benteng pertahanan fisiknya dari ancaman yang datang luar, seperti penyakit maupun bencana alam.
- Dilengkapi harta yang memadai, dan memanfaatkannya dengan tepat guna.
- Akal yang mampu menjaga jiwa dan hartanya, mengantarkan sikap berhati-hati dalam bertindak, dan memperhatikan nasab dengan menjaga pergaulan dalam berinteraksi.
Untuk mewujudkan bangunan yang kokoh tersebut, manusia perlu seorang ulama sebagai perpanjangan tangan dan penyambung lidah risalah kenabian. Seperti yang telah tertulis di dalam surah al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Tak mudah memang menjadi seorang ulama pewaris Nabi dalam menyampaikan amanah ini. Namun, keberadaan seorang ulama telah Allah muliakan, ketika ia mengajarkan kebaikan (Islam, red.) dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Berangkat dari kemuliaan ini, di pundak ulama terpikul tugas yang harus diembannya:
- Mengembangkan ilmu pengetahuan
Lebih dari 500 ayat di dalam Alquran yang menceritakan tentang ilmu pengetahuan. Beberapa tujuannya, adalah:
Perintah Allah untuk belajar bersama alam agar mengenal Allah.
Ibarat pepatah minang “alam takambang menjadi ilmu”, Allah ingin menegaskan bahwa tak ada yang sia-sia dari ciptaan-Nya. Sejatinya seorang ulama adalah pemikir.
Melakukan ijtihad agar mendapatkan solusi dari problematika umat.
Ulama yang pemikir dengan ilmu agamanya mampu menggali hukum yang tepat berdasarkan Alquran, sehingga permasalahan umat tak ada yang tak terselesaikan. - Memberi peringatan
Tugas seorang ulama adalah memberi peringatan kepada seluruh masyarakat, terutama kepada penguasa. Karena penguasa punya peranan yang sangat penting terhadap keberlangsungan kehidupan kaum Muslim. Telah banyak contoh di zaman Sahabat betapa besar peran seorang ulama dalam menjaga negara melalui nasihatnya kepada penguasa. Sehingga, Islam mampu bertahan selama 13 abad. Ironi, ketika kini ulama tak lagi dianggap sebagai mitra penguasa dalam memberi nasihat/peringatan. - Mendidik kader umat
Terkenal dengan kisah “Luqmanul Hakim” tentang nasihat kepada anaknya. Meski ia bukan seorang ulama, tapi Allah telah mengabadikan ceritanya di dalam Alquran. Kisahnya sangat menginspirasi, sehingga tak ada salahnya jika nasihat serupa disampaikan juga oleh ulama kepada muridnya:
Adab kepada Allah dengan memurnikan akidah “Hai anakku, janganlah kamu persekutukan Allah.”
Adab kepada orangtua; mentaati orangtua kecuali ajakan menyekutukan Allah.
Menanamkan etos mawas diri; Allah akan membalas kebaikan, demikian pula dengan kejahatan.
Bersabar
Amar makruh nahi munkar; dirikan salat.
Adab kepada manusia; jangan sombong.
Hidup sederhana
Wajarlah jika Allah memuliakan seorang ulama, karena tugas dan perannya mampu menjaga Islam agar tetap berkilau sepanjang masa; menjadi sebab bagi Ayah dan Bunda berharap memiliki anak-anak yang saleh sebagai generasi pejuang, menjadi ulama penerus risalah kenabian.
Semoga Allah mengabulkan permohonan kebaikan ini. Aamiin. []
0 Comments