Tentang “Si Raja” Tujuh Tahun
Sayyidina Ali RA membagi tahapan pendampingan tumbuh kembang anak dengan klasifikasi usia yang mengagumkan.
Pembagian perlakuan parenting tujuh tahun pertama sebagai raja, tujuh tahun kedua sebagai tawanan, dan tujuh tahun ketiga sebagai sahabat.
Saya cukup tergugah untuk menyoroti tahap tujuh tahun pertama.
Konon katanya, di tahapan usia ini jika orangtua berhasil mengoptimalkan pola asuhnya, maka dia bisa merdeka di tahapan tujuh tahun berikutnya. Sebaliknya, jika orang tua gagal pada tahapan tujuh tahun pertama, maka jangan heran masalah yang tak diduga bisa menyulitkan orangtua di tahapan tujuh tahun berikutnya. Di sinilah core value pendidikan di rumah sangat menentukan.
Usia 0-7 tahun anak diperlakukan sebagai raja. Seperti apa seorang raja diperlakukan? Pertanyaan ini cukup berbahaya jika dilontarkan kepada orangtua yang sekuler. Rata-rata akan dijawab: dilayani dan atau dimanja.
Kenapa cukup berbahaya? Karena definisi raja tergantung arah pandang kehidupan yang dimiliki orangtuanya. Orangtua dengan cara pandang sekuler merasa cukup dengan melayani dan atau memanjakan anak pada usia 0-7 tahun, dengan dalih memang anak sedang dalam masanya.
Seringkali kita mendapati orangtua tergesa-gesa mengajari anak tentang konsep berbagi pada tujuh tahun pertamanya, tapi menjadikan anak sebagai individualis di tujuh tahun berikutnya. Padahal bisa jadi pada 0-7 tahun usianya, anak justru memang sedang belajar tentang makna individu untuk mengokohkan fitrah kepemimpinan. Sampai di sini, ternyata ada konsep yang terbalik: tergesa-gesa mengajarkan berbagi, namun individualis kemudian.
Namun, tahukah kita bagaimana orangtua para pemimpin Islam memperlakukan putra-putrinya pada usia 0-7 tahun?
Betul dilayani, tapi dengan memberikan pengasuhan terbaik dengan mental raja atau pemimpin.
Di sinilah mungkin celahnya, mengapa ada seorang psikolog yang begitu tertarik ingin mengkaji senandung Nina Bobo versi masyarakat selingkung Aceh yang liriknya kental dengan seruan jihad. [] Ibu Auf Afrin
Terima kasih sudah berkenan memperbaiki ejaannya, jadi lebih nyaman dibaca … 😊
Sama-sama. Terima kasih juga untuk konten yang sudah diizinkan untuk dimuat di sini.
Kami tunggu esai yang lainnya ya! 😉