Revolusi Kecerdasan Peradaban: The Perfect Knight
Oleh
Alvi Reina
“Sepasukan domba yang dipimpin oleh seekor singa akan mengalahkan pasukan singa yang dipimpin oleh seekor domba.”
-Pepatah Arab-

Selamat Datang di Zaman Kegelapan
Kegemilangan Romawi membuat Eropa menjadi cahaya dunia pada masa itu. Kota-kotanya yang indah nan megah serta pilar-pilar raksasa yang berdiri di sana menjadi daya tarik tersendiri. Jalan Via Appia yang kokoh membentang ratusan kilometer dari Roma hingga Brundisium, Italia, menambah kegagahan imperium itu. Ekonominya makmur. Ilmu pengetahuan pun berkembang pesat karena ditunjang oleh sekolah-sekolah terbaik yang bahkan disediakan untuk semua orang. Pada masa penuh kegemilangan seperti itu, siapa sangka Romawi akan jatuh?
Ketika meja makan para penguasa penuh oleh makanan yang lezat, dihidangkan dalam peralatan mewah dari emas dan perak yang tidak akan habis dalam dua hari, pelayan-pelayan cantik serta penyanyi kerajaan yang berpakaian setengah telanjang menari meliak-liuk dengan gerakan erotis, pada saat itu pula kerajaan semakin tidak terurus dan menjadi lemah. Orang-orang Romawi dilanda penyakit, rakyatnya banyak mengisi waktu luang dengan menonton hiburan-hiburan yang vulgar dan brutal di Colosseum, merasakan kesenangan tersendiri ketika melihat darah segar berceceran di arena Colosseum; tidak ada lagi aktivitas belajar dan memperbaiki diri.
Maka yang terjadi adalah lenyapnya kemajuan intelektual yang membuat Eropa semakin terbelakang. Para raja dan bangsawan tidak bisa baca tulis. Mereka benar-benar tidak berilmu dan tidak berpendidikan. Mitos-mitos yang tidak rasional semakin menjamur, buku menjadi mahal dan susah untuk dicari.
Sekali lagi, Eropa diliputi oleh keterbelakangan yang ekstrem dan kegelapan yang pekat.
Namun di belahan yang lain, ada sesuatu yang bisa membutakan mata karena cahayanya yang begitu terang.

Keunggulan Ilmu dan Para Genius Islam
Ketika Eropa sedang dilanda oleh kegelapan yang tiada tara, Islam justru sedang bersinar terang benderang. Selama kebodohan mencengkeram Eropa, ada beberapa pemimpin yang berusaha bangkit dan belajar, di antaranya adalah Frederick II.
Dia pernah mengumpulkan orang-orang paling cerdas dari semua agama: Kristen, Yahudi, dan Islam. Namun, hanya pengetahuan Islam yang paling dia kagumi. Karena terpesona dengan kecerdasan orang-orang Islam pada masa itu, Gerbert d’Aurillac (seorang paus –Sylvester II) belajar matematika, astronomi, logika, dan filsafat dari guru-guru Muslim. Pun Constantine dari Chartage (biarawan abad ke-11) belajar ke Timur dan menguasai ilmu-ilmu pengobatan Islam. Lalu Adelard of Bath (seorang sarjana Inggris) pada abad ke-12 pergi ke Cordoba untuk memelajari sistem matematika dan astronomi al-Khawarizmi.
Pada awal ekspansi, kaum Muslim berhasil menemukan pusat-pusat keilmuan yang sangat maju di Aleksandria Mesir dan Gundishapur Persia. Tak ayal seperti menemukan gudang yang penuh dengan emas, dengan penuh antusias luar biasa kaum Muslim mulai menyerap semua ilmu yang ada di sana dan menyebarkannya.
Puncak kegemilangan ilmu Islam ada pada masa Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun (masa yang sering disebut sebagai The Golden Age of Science). Harun al-Rasyid adalah seorang intelektual yang haus akan ilmu pengetahuan. Tak heran jika pada masa setelahnya banyak sekali ilmuan Muslim hebat yang lahir. Karena pada dasarnya kaum Muslim telah mewarisi darah intelektual, bahkan sejak zaman Rasulullah. Terbukti dari ucapan Rasulullah yang mengatakan, “Kelebihan seseorang yang berilmu terhadap ahli ibadah adalah seperti bulan purnama terhadap seluruh bintang-bintang yang ada di langit.”
Darah-darah itu tidak akan hilang begitu saja. Ia akan terus mengalir dari satu generasi ke generasi yang lain, hingga akhirnya akan mengantarkan kembali kaum Muslim pada kemenangan besar yang kedua, yaitu ditaklukkannya Roma. Kemenangan itu akan dipimpin oleh pemimpin terbaik (the next al-Fatih) dan ditunjang pula oleh pasukan terbaik yang berperang tidak hanya menggunakan otot dan fisik tapi juga dengan iman dan kecerdasan.
“Sesungguhnya pertempuran ini akan dimenangkan oleh orang-orang yang cerdas.” – Sultan Hamid II
“Kota Roma tidak akan ditaklukkan oleh ketajaman senjata, tapi akan ditaklukkan oleh ketajaman lisan dan pemikiran.” – Milda Nurjanah
0 Comments