Tidur Siang di Sekolah
Sekolah kami menerapkan sebuah program tidur siang yang wajib dilaksanakan oleh semua siswa. Jika sudah tiba pada jam tidur siang ada siswa yang tidak tidur, kami tak segan untuk menegur.
Penting untuk dimaknai bahwa program tidur siang ini adalah salah satu penerapan sunnah Rasul.
Sunnah Rasul?
Iya, sunnah Rasul. Dalam khazanah Islam disebut qailulah. Qailulah yang kami jadikan kebijakan di sekolah ini adalah salah satu sunnah Rasul yang justru banyak dilupakan (atau tidak tahu karena tidak mengaji?) kaum Muslim. Padahal ia, sebagaimana perkara-perkara lain yang direkomendasikan (baca: sunnah) oleh Rasul, mengandung manfaat yang sangat baik.
Hal ini bisa kita lihat dari budaya kerja di Jepang dan Cina di mana perusahaan-perusahaan di sana memberi hak kepada semua karyawannya untuk mengambil waktu sebentar di siang hari untuk tidur. Mereka tahu, berdasarkan penelitian yang dilakukan, bahwa tidur siang memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap performa kerja karena menjadi lebih produktif.
Kalau di kita?
Entah kenapa ya, rasa-rasanya tidur siang di negeri ini seperti dianggap sebuah bentuk kemalasan. Bagi pemalas, mungkin itu menjadi sebuah rutinitas untuk mengekspresikan kemalasannya lebih dalam dan lebih mantap lagi š
Tapi bagi seorang Muslim yang mengerti, tidur sebentar di siang hari (qailulah) adalah kelaikan serupa pengisian ulang daya baterai dari sebuah alat yang sudah terkuras. Kita yang terbiasa beraktivitas sejak pagi hari, terkadang saat menuju siang sering merasa tidak sesemangat pagi hari lagi. Jika kondisi itu dibiarkan, maka begitu memasuki waktu sore hari bukan tidak mungkin kita akan mengalami kelelahan yang amat sangat.
Pun dengan anak-anak di sekolah kami yang full day. Jika mereka belajar dari pagi sampai sore hari tanpa diberikan hak untuk tidur sebentar di siang hari, mungkin sejak siang sudah bermalas-malasan untuk mengikuti setiap pembelajaran di sekolah.
Untungnya, dengan penerapan kebijakan qailulah sebelum salat zhuhur di sekolah kami, anak-anak terbukti bisa tetap dalam kondisi mental yang siap (senang dan ceria) sampai tiba saatnya orangtua mereka menjemput untuk pulang di sore hari. [] Emte
0 Comments