Menumbuhkan Cinta Literasi dalam Diri Anak
Oleh:
Ummu Haqqi (Peserta Parade Parenting Quki School 2021, dari Palembang)
Bismillah…
Menjadi orangtua bukan hanya sekadar melahirkan, mendidik dan mencukupi kebutuhan mereka, tapi juga melejitkan potensi anak agar kelak mereka menjadi generasi unggul sebagai generasi terbaik (khairu ummah) untuk umat manusia.
Revolusi Industri 4.0 telah menggabungkan teknologi industri dengan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi, sehingga sepuluh tahun ke depan pekerjaan akan didominasi oleh teknologi komputer, sains dan matematika.
Pernyataan di atas memunculkan suatu pertanyaan besar: siapa yang akan bertahan?
Jika saat ini kita memiliki bayi, balita, anak usia prasekolah maupun sekolah dasar, sudahkah kita sebagai orangtua memaksimalkan potensi yang mereka miliki? Mampukah kita sebagai orangtua melejitkan potensi mereka? Mau di bawa kemanakah mereka kelak?
Pak Ario Muhammad menjelaskan ada tiga bidang dunia kerja yang dikategorikan dan diprediksi mampu bertahan di masa depan:
- Orang yang memiliki skill atau kemampuan yang belum dimiliki orang banyak.
- Ilmuwan yang memiliki kemampuan sang bintang dengan mengasah talenta sang anak.
- Menjadi entrepeneur.
Untuk mendapatkan itu semua ada tiga skill yang perlu dimiliki anak, yaitu kualitas literasi, kemampuan public speaking dan kemampuan bernegosiasi yang disertai dengan karakter pembelajar.
Menumbuhkan cinta literasi dalam diri anak bukanlah hal yang mudah. Meski demikian, bukan tak mungkin dicapai jika ada keinginan bersama orangtua untuk mewujudkannya.
Konsep parenting “Tiger Mother” cukup efektif dalam melejitkan potensi anak dengan memberi pemahaman bahwa anak-anak tahu jika ia memiliki potensi dan kelebihan yang telah diciptakan Allah. Kemudian potensi tersebut dimaksimalkan dengan disiplin dan kerja keras. Sehingga, anak-anak menyadari bahwa mereka memiliki kualitas untuk berkontribusi guna kemaslahatan umat dan mampu bertahan.
Beberapa tips dari Pak Ario Muhammad seputar bagaimana menumbuhkan literasi pada anak di rumah:
- Dimulai sejak dalam kandungan; ketika ibu hamil dengan membacakan Alquran.
- Ketika bayi dilahirkan; mulailah dengan membacakan buku khusus dengan warna kontras hitam-putih.
- Biarkan anak memilih bacaan yang disukainya selama tidak bertentangan dengan akidah (bukan orangtua yang menentukan buku apa yang harus dibaca anak).
- Lengkapi koleksi buku dari beberapa kategori.
- Hindari mengenalkan komik agar imajinasi anak berkembang.
- Membaca bersama.
Terima kasih kepada Pak Ario Muhammad, Ph.D yang telah menyampaikan materi yang sangat menginspirasi pada acara Parade Parenting 2021 yang diselenggarakan oleh QuraniKids School.
Semoga Allah membalas kebaikan ini dan mejadi amalan jariyah. Aamiin. []
0 Comments