Menjadi Seorang Ibu Tangguh
Oleh:
Titin Tiin (Peserta Parade Parenting QuraniKids School 2021, dari Jambi)
Fitrahnya perempuan merupakan qada yang sudah diciptakan Allah. Begitu pula sebagaimana laki-laki.
Ada yang sama dan ada yang berbeda. Ada peraturan yang sama, semisal wajibnya salat, puasa, dan lainnya. Ada juga yang berbeda dan satu sama lain tidak boleh iri. Seperti, wanita diciptakan rahim oleh Allah SWT tapi laki-laki tidak. Dari segi fisik yang berbeda, semisal laki-laki memiliki bentuk fisik kuat sementara perempuan punya payudara untuk menyusui anaknya.
Perempuan memiliki fitrah sebagai manusia yang Allah ciptakan, yakni sebagai tempatnya sakinah/ketenangan bagi laki-laki.
Allah SWT berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
(QS. ar-Rum [30]: 21)
Allah turunkan ketenteraman ke atas diri perempuan, diberikan cinta dan kasih sayang. Maka dari situ akan lahirlah generasi-generasi khairu ummah (generasi terbaik) atas izin-Nya, generasi saleh dan shaliha dari keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah.
Maka nenjadi ibu merupakan peran yang strategis karena melahirkan generasi, dan politis karena darinya yang akan melahirkan calon pemimpin. Pada sesorang ibu dipertaruhkan keadilan sebuah negara serta kepemimpinan dalam negara.
Ada tiga pilar yang harus dijaga agar peran seorang ibu bisa bersinergi. Di antaranya:
a. Suami
c. Masyarakat
d. Kebijakan Negara
Peran umum menurut sistem kapitalisme saat ini, seorang perempuan itu tidak produktif dalam artian tidak menghasilkan uang. Sehingga mereka berusaha mengeluarkan perempuan dari garis fitrahnya untuk menghasilkan pundi-pundi uang.
Ide-ide Barat yang digembar-gemborkan sebagai solusi memberikan pengaruh tersendiri dalam melihat permasalahan yang mendera perempuan. Mereka menuduh perempuan membutuhkan kemandirian. Maka keluarlah para perempuan untuk mencari materi. Padahal ada dua ancaman yang dialami, di rumah mendapatkan KDRT dan di luar mendapatkan pelecehan. Na’udzubillaah.
Saat ini peran utama perempuan dihancurleburkan. Posisi perempuan terpojok dan fitrahnya dilawan. Yang didapat akhirnya KDRT dan ancaman hancurnya tatanan benteng akhir, yakni keluarga.
Ibu Tangguh dalam Islam
Ibu tangguh ialah ibu yang tidak lemah, bisa bertahan dalam kondisi apapun (tanpa sudut pandang).
Dalam sudut pandang sistem kapitalisme, ide gender menganggap pada pemberdayaan perempuan, perempuan ikut mengentaskan kemiskinan negara. Di satu sisi ada kebijakan perlindungan anak, di satu sisi ada kebijakan pemberdayaan perempuan. Inilah yang sedang dirusak dalam kaitannya dengan peran seorang ibu. Ini adalah sebuah ancaman yang harus dilawan.
Ketangguhan perempuan dalam Islam mengoptimalisasi peran ummu warabatul bait.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah), orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (QS. an-Nisa’ [4]: 9)
Generasi yang tangguh tidak mungkin lahir dari generasi ibu yang lemah. Beberapa poin yang harus diperhatikan untuk menjadi perempuan yang tangguh di antaranya:
- Memiliki kepribadian Islam yang tangguh dan berpengaruh, yakni pola pikir dan sikap islamiyah.
- Memiliki kekayaan tsaqafah Islam, akidah kuat dan keimanan yang tangguh.
- Menguasai konsep pendidikan Islam.
- Menguasai metode pembelajaran dan pendidikan, yakni talaqi fikriyan.
- Kreatif memiliki kekayaan stategi dan uslub; tidak mati gaya ketika menyiapkan anak-anaknya.
- Memiliki pengorbanan yang tinggi; pemikiran waktu dan tenaga. Semisal untuk mendapatkan anak yang hafizh, maka murajaah menjadi perkara yang wajib dan itu memerlukan waktu sekitar 30-45 menit setiap harinya untuk dikonsisteni.
Besarnya amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ini, menandakan bahwa seorang ibu adalah pemimpin juga. Seorang ibu adalah pemimpin yang siap mencetak pemimpin umat.
Peran perempuan yang demikian akan membutuhkan usaha yang luar biasa ekstra di kondisi era yang jauh dari tatanan islami saat ini.
Konsep dan metode Islam yang bersifat baku tidak berubah walau zaman terus berkembang. Namun dalam wasilah harus mengikuti zaman yang ada.
“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu.” (Ali bin Abi Thalib)
Kenapa talqiyan, karena akan membentuk kepribadian Islam dan kesalehan anak, selain untuk mudah memetakan dan mendidik anak, yaitu akal dan perilakunya. Pola akal dan pola sikap yang denganya akan mudah untuk memahami hakikat penciptaan.
Menggambarkan dari suatu fakta yang dekat dan bisa diindra atau dirasa, lalu dikaitkan dengan dalil yang ada. Dengan begitu terbentuklah kepribadian yang diharapkan, yakni kepribadian Islam. والله اعلم
0 Comments