Semua Baju Habis Dijual Sebab Kehabisan Bekal
Ini adalah kisah Imam Bukhari.
Beliau bernama asli Muhammad bin Isma’il. Lahir pada bulan Syawwal tahun 194 H di Bukhara. Tepatnya sekarang, di kota Transoxiana yang menjadi wilayah Uzbekistan. Semasa kecil Allah menguji beliau dengan kebutaan. Dikarenakan Ibunda salihah yang selalu mendoakan hingga menangis pada setiap malam, suatu malam Ibunda bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim berkata, “Hai Wanita! Sungguh Allah telah mengembalikan kedua mata putramu, karena kesungguhanmu dalam doa dan tangisanmu yang sangat tulus.”
Melihat mimpi itu, Ibunda terbangun kemudian langsung menemui putranya. Ternyata mimpi itu benar. Bukhari kecil bisa melihat lagi, alhamdulillaah.
Sejak sembuh dari kebutaan, sebagai tanda syukur, Bukhari kecil banyak belajar, membaca dan menghafal. Penglihatannya tidak digunakan untuk hal yang sia-sia. Belum genap sepuluh tahun, Bukhari mampu menghafal Al-Qur’an 30 Juz! Wow, luar biasa bukan?!
Tidak berhenti sampai di situ, ia pun menghafal hadits seraya memburu ilmu ke tempat para ulama. Walaupun masih kecil, pengetahuannya bisa mengalahkan ustadz-ustadz hadits pada masa itu.
Pada usia sebelas tahun, seorang guru membacakan sanad hadits. “Dari Sufyan, dari Abu Zubair, dari Ibrahim … .” Seketika Bukhari mengoreksi, “Sesungguhnya Abu Zubair tidak pernah meriwayatkan dari Ibrahim.”
Awalnya sang Guru tidak percaya, tetapi ketika memeriksa kembali catatan, sang Guru bertanya. “Menurutmu yang benar bagaimana wahai anakku? Bukhari menjawab, “Yang benar, dari Az-Zubair bin Adi dari Ibrahim.” Mendengar penjelasan tersebut, Guru pun terkagum-kagum. Widiih hebat ya!
Pada usia 16 tahun, beliau sudah menghafal banyak kitab. Pada usia itu, beliau mulai mengembara untuk belajar. Suatu hari, Bukhari remaja berangkat menunaikan ibadah haji bersama Ibunda dan kakak. Setelah selesai, Ibunda dan kakak pulang ke kampung halaman, sedangkan Bukhari melanjutkan perjalanan menuju ke tempat-tempat ilmu.
Ada peristiwa mengharukan pada perjalanan mengembara ilmu-nya beliau lho…
Saat belajar di kota Bashrah, Bukhari tidak melakukan hal lain kecuali menulis hadits dan menghadiri majelis-majelis hadits. Suatu hari, beliau tidak keluar untuk belajar. Tidak seperti biasanya ya? Hal itu berlangsung hingga beberapa hari. Ada apa ya? Karena heran dan merasa kehilangan, teman-teman mencari Bukhari. Mereka datang ke rumahnya. Begitu tiba, Bukhari dalam keadaan tidak memakai baju sama sekali. Ternyata, semua bajunya satu demi satu dijual karena kehabisan bekal. Sedih ya?
Akan tetapi Allah Maha Sebaik-Baik Penghitung. Tidak ada satu pengorbanan pun yang tidak Allah balas. Ketekunan, keikhlasan, dan semua pengorbanan Imam Bukhari berbuah manis hingga sekarang. Karya Shohih Bukhari masih menjadi rujukan meski telah berabad-abad silam. Sebuah kitab yang dibuka milyaran kaum Muslim setelah Al-Qur’an. Beliau pun digelari Amirul Mukminin fil Hadits, Pemimpin Kaum Muslim dalam Hadits. Maa Syaa Allah.
Nah, apa pelajaran yang bisa kalian ambil dari kisah masa kecil Imam Bukhari? Tuliskan di kolom komentar di bawah ya!
0 Comments