Jika Ibu Di-bully, Haruskah Sakit Hati?
Oleh: Ibu Auf Afrin
Moms, pernah tersinggung karena ananda menyebut, “Ibu pelit!” tidak?
Padahal saat itu kita sedang mengajari mereka agar tidak berlebihan meminta jajan.
Atau saat ananda mengatakan, “Ibu nggak oke!”
Padahal saat itu kita sedang mengajari mereka agar terbiasa mandi tepat waktu.
“Ibu nakal!”
“Ibu cerewet!”
“Ibu jahat!”
Atau ada juga ananda yang nyeletuk, “Ibu kayak Baymax!” *What? Sampai hati ibunya disamakan dengan robot putih tambun di film Big Heroes Six itu.
Tidak sedikit ibu-ibu yang geram kalau dibilang seperti Baymax, karena persepsi kilat yang langsung disepakati di benak ibu-ibu adalah gendutnya dari karakter Baymax tersebut.
Kenapa ibu-ibu sangat sensitif dibilang gendut? Saya tidak akan bahas itu.
Yang tergeletik untuk saya persoalkan adalah: apakah anak-anak sungguh-sungguh ketika mengucapkan bully-an kepada ibunya?
Moms, ketahuilah bahwa anak-anak memilki dua hal penting dalam perkara ini. Yaitu fakta bahwa anak:
- Ø Hanya memahami hal konkret; dan
- Ø Belum terampil mengolah makna dalam berkomunikasi.
Jadi, saat anak menyebut-nyebut ibunya pelit, itu karena hal konkret yang mereka tangkap adalah ibunya tidak memberikan uang atau tidak mengizinkan jajan. Lalu apakah mereka sungguh-sungguh sedang merendahkan ibunya dengan istilah pelit? Tentu tidak. Karena faktanya, tidak berselang lama mereka akan kembali meramaikan setiap detik ibunya dengan tingkah dan bahasa komunikasi yang menyenangkan. Ya, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Mereka sungguh innocent, sedangkan ibunya ngegeremet masih mengingat pelit sebagai bully-an yang bikin baper.
Apalagi dibilang seperti Baymax, saya yakin ibu-ibu bapernya berlebih J
Tapi kembali lagi, bahwa anak memahami hal konkret. Bisa jadi memang ibunya memiliki fostur tubuh yang lebih dari ideal :/
Tapi apakah mereka benar-benar sedang membully ibunya? Tentu tidak.
Ibunya saja yang GR (gede rasa), padahal Baymax itu selain tambun, dia adalah karakter yang pandai merawat; sangat peka untuk merawat.
Kemampuan anak dalam mengolah makna memang masih terbatas. Saat mereka mem-bully, itu tidak akan mengurangi sedikit pun rasa cinta mereka kepada ibunya. Percayalah.
So, jangan lupa bahagia ya Moms!
0 Comments