Ibunda Para Ulama
Oleh:
Ummu Haqqi (Peserta Parade Parenting QuraniKids School 2021, dari Palembang)
Ulama dikenal juga dengan ilmuwan, artinya dikatakan ulama karena etika ia memiliki keahlian bukan hanya sekadar ilmu agama, melainkan mencakup ilmu sains dan teknologi. Untuk itu seorang ulama dihargai sebagai pewaris para nabi dan mendapat predikat sebagai cahaya umat.
Sebut saja ulama yang tersohor sepanjang masa seperti Urwah bin Zubair, Imam Syafi’i dan Imam Bukhari. Ketiganya adalah sosok ulama yang hadir karena peran seorang ibu yang tangguh.
Siapa yang tak kenal dengan Asma’ binti Abu Bakar? Dia adalah ibunda Urwah bin Zubair. Asma’ memiliki karakter yang kuat, mampu berpikir cemerlang dalam keadaan darurat sehingga dijuluki “dua ikat pinggang”. Karakter inilah yang digunakannya dalam mendidik Urwah bin Zubair.
Imam Syafi’i adalah seorang yatim; lahir dari keluarga yang tak mampu. Namun, ibundanya memiliki kemampuan dan paham bahwa anaknya memiliki potensi kecerdasan yang berbeda dari anak seusianya. Sang ibunda mampu melejitkan potensi anaknya dan berhasil mengantarkan Imam Syafi’i menjadi seorang ulama besar.
Keshalihaan ibunda Imam Bukhari juga telah mengantarkan beliau menjadi seorang ulama besar. Kekuatan doa sang ibu, menjadi cahaya ilmu bagi Imam Bukhari. Dengan izin Allah Imam Bukhari yang terlahir buta bisa melihat.
Dari kisah di atas jelaslah, bahwa menjadi seorang ibu harus memiliki kemampuan dalam melejitkan potensi anaknya. Beberapa tips ketika bunda memimpikan anak yang saleh dan shaliha:
- Memiliki kemampuan melihat potensi anak dan mampu melejitkannya.
- Pahami peran ibu sebagai pendidik sejak anak di dalam kandungan.
- Seorang ibu harus memiliki motivasi yang kuat dalam mendidik anak sebagai aset umat.
Peran ibu sebagai warabatul bait (pengatur rumah tangga, red.) menjadi sempurna ketika menggabungkan pola mengasuh dan mendidik, serta menjadi orangtua pembelajar dengan memahami Islam kaffah, sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. []
0 Comments