Hari Pertama dengan Seragam Baru
Mentari pagi tadi seperti ikut senang menyambut riangnya siswa-siswi Quki School tingkat SD. Mereka membawa rasa riang karena tepat di hari ini mereka “resmi” menjadi bagian dari keluarga besar Quki School dengan seragam barunya.
Ya, di hari Sabtu kemarin kami mengadakan sosialisasi seputar sekolah, visi misi besar kami, dalam mendidik dan mengajak mereka sebagai orangtua siswa untuk bersinergi dalam memberikan pendidikan untuk anak-anak kami tercinta. Di penghujung acara tersebut kami memberikan seragam baru untuk anak-anak mereka yang kini telah menjadi bagian dari keluarga besar Quki School.
Pagi tadi bertepatan dengan mulai bersekolahnya siswa baru yang seminggu pertama kemarin absen. Namanya Zaidan. Bocah berkulit putih yang chubby itu sempat beristirahat sehabis dioperasi karena mengalami hernia.
Kalau saja bukan seorang anak kecil, mungkin dia akan merasa stres karena mengalami hernia. Bagaimana tidak, siapapun yang mengalami hernia pasti terhambat aktivitasnya. Sementara Zaidan adalah anak kecil penuh rasa riang dan lazim melakukan banyak aktivitas yang justru menjadi pantangan baginya agar tidak kambuh.
Sedang sekolah, apalagi bagi anak-anak, adalah tempat bersuka cita dengan teman sebaya. Menjadi tugas bagi kami juga agar bisa menjaganya dari aktivitas berlebihan pemicu kekambuhan yang justru sangat potensial terjadi di lingkungan sekolah.
***
Berseragam khas seorang sailor, mereka mencoba berbaris dengan rapi di lapangan belakang sekolah. Dengan dibimbing bapak dan ibu guru, seperti biasa, setiap pagi dilaksanakan ikrar siswa Quki School.
Selepas ikrar, kini kami memberikan program baru, yaitu Arabic & English Day. Sederhana saja, kami membiasakan anak-anak didik kami dengan percakapan-percakapan umum dalam keseharian.
Adanya program tersebut adalah langkah persiapan kami untuk menghadapi program Overseas Visit 1-2 tahun ke depan menuju Malaysia atau Singapura.
Selesai ikrar dan English Day tadi pagi, semua siswa langsung menuju gedung sekolah untuk melaksanakan salat duha dan dilanjut tahfizh. Sementara itu, saya kehilangan momen keseharian di sekolah karena harus survei lokasi ke salah satu peternakan sapi di daerah Warung Kondang.
Ada apa memangnya?
Sebentar lagi idul adha. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami biasa membawa anak-anak didik kami menuju peternakan untuk dikenalkan pada hewan kurban. Tiap tahun tentu beda peternakan. Selain kepentingan untuk memberi mereka pengetahuan seputar kurban dan hewan-hewannya, program ini dilakukan sekaligus untuk memberikan pengetahuan umum tentang segala yang terkait.
Sepulang dari survei lokasi, saya pulang ke sekolah tepat di jam makan siang. Sayangnya, perut kosong saya tidak berjodoh dengan ransum yang disediakan sekolah. Nasinya keburu habis! 😀
Jarang-jarang terjadi kekurangan nasi seperti itu. Siapa yang gembul ya? 😀 Atau Bu Milda tadi menyedikitkan memasak nasinya karena biasa tersisa banyak?
Untungnya teman nasi yang dipesan dari Mamah Ayyasy berlebih. Sayur tahu dan perkedel jagung beberapa potong cukup meredam amarah perut saya yang kosong. Sekaligus mematahkan anggapan urang Sunda yang sering mengaku belum makan meski sudah melahap karbohidrat jenis lain. Inti dari inti adalah yang penting kenyang! 😀
O ya, mulai pekan ini untuk kelas 4 dan 5 jam pulangnya diundur ke jam 15.10 karena ada program pemantapan. Biar apa? Biar mantap soul saat menghadapi ujian! [] Emte
0 Comments