Antara Ayah dan Anak
Oleh:
Alvi Reina
Allah mengatakan di dalam Al-Quran bahwasanya pernikahan itu adalah ikatan yang kokoh atau perjanjian yang agung (An-Nisa: 21).
Bukan hanya perjanjian untuk bisa sehidup semati, tapi lebih dari itu;
perjanjian untuk bisa sehidup sesurga.
Salah satu goals dalam pernikahan itu adalah melestarikan keturunan. Karena itu konsep hitungan dalam pernikahan tidak seperti konsep dalam matematika yang selalu mutlak.
Dalam pernikahan, 1+1 belum tentu hasilnya menjadi 2. Bisa jadi 1, 2 atau bahkan lebih dari itu.
Namun berapapun jumlahnya, yakinlah bahwasanya anak adalah berkah sekaligus amanah dari Allah, yang tidak cukup hanya kita penuhi kebutuhan perutnya saja, tapi juga harus kita jaga, rawat dan didik mereka dengan baik. Karena sesungguhnya anak itu adalah penenang jiwa dan penyejuk hati bagi kedua orangtuanya. Tapi di sisi lain anak juga bisa menjadi bom waktu bagi kedua orangtuanya jika tidak dididik dengan baik.
Berbicara tentang pola pengasuhan anak, masih banyak sekali pemikiran-pemikiran liar yang bercokol di tengah-tengah umat yang memandang, bahwasanya tugas mendidik anak itu adalah tugas seorang ibu saja, sedang ayah fokus mencari nafkah. Tentu saja itu tidak dibenarkan di dalam Islam, mengingat jika kita berkaca pada Al-Quran, banyak sekali ayat yang menunjukkan interaksi ayah dan anak dibanding dengan ibu.
Karena tanggung jawab ayah dalam pendidikan anak itu tidak tergantikan, maka seorang ayah harus memerhatikan betul adab terhadap anaknya.
Di antara adab ayah terhadap anaknya antara lain:
- Memilihkan nama yang baik untuk anaknya,
- Memotong rambut anak,
- Membantu anak agar bisa berbuat baik dan taat,
- Memperlakukan anak dengan penuh kelembutan, kasih sayang, saling menolong, dsb.
- Memerintahkan salat ketika anak sudah baligh,
- Memerhatikan adab anak, mengajari ilmu, dan membersihkan jiwanya,
- Mengajari anak agar meminta izin terlebih dahulu ketika akan memasuki kamar orangtua pada waktu-waktu yg telah disebutkan dalam surah an-Nur,
- Menyayangi anak secara adil bersama saudaranya, dan
- Tidak mendoakan keburukan kepada anak.
Jika ibu di rumah adalah madrasah bagi anak, maka ayah adalah kepala sekolahnya.
Seorang ayah juga mempunyai peran sebagai nahkoda untuk keluarganya, yang akan bertanggungjawab membawa kapal keluarganya mengarungi samudra kehidupan ini. Wallahu’alam bishshawaab. []
Cianjur, 07 Maret 2021
0 Comments